Palu, RESPON AKTUAL - Banjir kiriman dari sungai Ngia yang merendam permukiman warga di tanggul selatan Petobo menjadi fokus utama pelaksana...
Palu, RESPON AKTUAL - Banjir kiriman dari sungai Ngia yang merendam permukiman warga di tanggul selatan Petobo menjadi fokus utama pelaksanaan rakor yang di laksanakan oleh Pemerintah Kota (PEMKOT) Palu. Rakor lanjutan ini membahas mengenai penanganan masalah banjir akibat luapan sungai Ngia yang terjadi beberapa waktu lalu. Rabu 21/10
Rapat koordinasi tersebut di laksanakan di balai Kota, melibatkan Pemkot Palu yang di pimpin langsung oleh Asisten bidang perekonomian, di ikuti oleh Kepala BPBD, Kepala Dinas PU Kota Palu, Dinas PU Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi serta Balai wilayah sungai sulawesi III.
Kepala Dinas PU Kota Palu Iskandar Arsyad yang di hubungi responaktual menjelaskan, bahwa dalam rakor tersebut telah di sepakati beberapa hal mengenai tindak lanjut penanganan dampak sedimentasi akibat meluapnya sungai Ngia di antaranya adalah pembentukan satgas penanganan banjir yang di ketuai oleh BPBD serta anggota masing- masing yakni PU Kota Palu, Dinas PU Cipta Karya & SDA Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, BPPW, BPJN serta Dinas Bina Marga.
Seperti di ketahui bahwa banjir yang merendam permukiman warga di Petobo Selatan akibat luapan sungai Ngia dan Sungai Kawatuna, Banjir membawah lumpur dan tanah dan masuk ke saluran pembuang yang berada di Petobo.
Saluran ini milik BWSS III Sulteng untuk bangunan infrastrukturnya namun untuk pemeliharaan menjadi kewenangan TP-OP Dinas Cikasda Sulteng. Tutur Heri salah satu Pejabat di lingkup BWSS III saat di hubungi media ini.
Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Abd Razak menjelaskan, Dinas Cikasda melalui TP-OP telah melaksanakan pembersihan endapan yang masuk ke saluran tersebut meskipun tidak ada dana khusus yang di plot ke tempat itu. Jelasnya
" Secara umum dalam pengelolaan irigasi, ada dua macam saluran yakni saluran pembawa dan saluran pembuang. Nah saluran yang ada saat ini sudah beralih fungsi dari saluran pembawa menjadi saluran pembuang untuk daerah irigasi Gumbasa yang menjadi kewenangan Balai wilayah sungai sulawesi III ". Urainya
Kepala satuan Kerja TP-OP Dinas Cikasda Sulteng Satya Wicana yang di hubungi media ini menuturkan bahwa untuk penanganan sedimentasi pada saluran pembuang di tanggul selatan Petobo pihaknya telah melaksanakan penanganan berupa pengurukan tanah endapan akibat banjir.
Menurutnya, meluapnya saluran pembuang irigasi Gumbasa lebih di sebabkan karena rusaknya morpologi sungai Ngia dan juga Kawatuna akibat gundulnya hutan dan juga alih fungsi lahan menjadi permukiman.
Rusaknya Palung sungai akibat hutan di babat di area tangkapan sungai menjadi PR yang harus cepat di carikan solusi agar masalah banjir cepat teratasi.
Sungai Ngia jika musim hujan tiba arusnya sangat deras dan membawah endapan lebih besar dan masuk ke saluran pembuang di Petobo.
Penulis : Ilyas Imran