Kerusakan Daerah Aliran Sungai DAS Palu Dan Sigi cukup parah jika banjir menerjang yang di sertai lumpur pasti merusak perkebunan warg...
Kerusakan Daerah Aliran Sungai DAS Palu Dan Sigi cukup parah jika banjir menerjang yang di sertai lumpur pasti merusak perkebunan warga di bantaran sungai bahkan air banjir masuk hingga permukiman warga.
Kecemasan warga ini di sahuti oleh Pemerintah pusat, melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, Pemerintah melakukan kajian kajian yang matang sehingga dengan cepat proyek tanggul pengaman sungai ini di laksanakan.
Balai Wilayah Sungai Sulawesi III mempercayakan kegiatan pada dua perusahaan yang sudah memiliki pengalaman di bidang SDA. Yakni pertama PT. Wijaya Karya dan PT. Bumi Karsa
Tahun 2017 proyek ini di mulahkan dan akan rampung akhir 2020, dengan melintasi beberapa kecamatan seperti Kecamatan Marawola, Kecamatan Dolo Barat, Kecamatan Dolo Selatan dan Kota Palu.
Pengaman sungai yang di bangun saat ini menuai berbagai tangapan positif dari Tokoh masyarakat karena dampak pembangunanya cukup di rasahkan. Banjir yang sering melanda dan merusak perkebunan warga sudah dapat teratasi berkat batu batu Armor yang berjejer di sepanjang sungai palu dan Sigi, Kokohnya batu gajah yang besarnya hingga satu meter membuat warga nyaman dalam beraktivitas.
Kepala Desa Kota Pulu
Kepala Desa Kota Pulu, Jumadi S.Sos pada responaktual mengatakan bahwa adanya tanggul pengaman sungai masyarakat di Desa Kota Pulu sangat mengapresiasi, terbukti bahwa ketika banjir besar kemarin, air tidak lagi masuk dan merusak perkebunan warga, berbeda sebelum adanya tanggul pengaman sungai yang di bangun oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, saat musim hujan deras dan banjir pasti air naik hingga merusak tanaman warga bahkan yang lebih parah adalah abrasi sungai. Hal ini benar benar membuat masyarakat tidak nyaman.
" Atas upaya dan niat baik Pemerintah utamanya pihak BWSS III Sulteng membangun tanggul di bantaran sungai, masyarakat Desa Kota Pulu sangat berterimakasih kasih." Urai Jumadi.
Terpisah Kepala Desa Kabobona, Zainal yang di hubungi, menjelaskan, Tanggul pengaman sungai yang telah di bangun saat ini, Dampak positif sangat besar, dulu jika banjir menerjang pasti perkebunan warga yang kenah dampaknya, Saat ini kekawatiran masyarakat sudah hilang dan mereka nyaman dan aman dalam beraktivitas.
Atas nama Pemerintah Desa Kami sangat berterima kasih atas kepeduliannya. Utamanya pihak PU Balai Sungai.
Kepala Desa Maku
Hal yang sama juga di sampaikan Kades Maku Rahim bahwa dampak dari pembangunan pengaman sungai benar benar di rasahkan manfaatnya, baik oleh warga masyarakat maupun Pemerintah Kabupaten. Karena banjir dan abrasi sungai sudah bisa teratasi.
Kepala Desa Kaleke
Tanggapan positif lainya juga di lontarkan Kepala Desa Kaleke, pada responaktual Suaib menuturkan, saat ini lahan pertanian di Kaleka benar benar aman dari hantaman banjr seperti sawah dan juga kebun warga, Bapak liat sendiri sawah jaraknya kurang lebih 50 meter dari bibir sungai, jika banjir menerjang pasti masyarakat Kaleke mengalami kerugian besar.
Namun dengan adanya tanggul pengaman sungai saat ini, kekawatiran yang sering menghantui warga sudah hilang, mereka sudah aman dan tidak ada lagi kecemasan mengurus lahan kebunnya.
Menurutnya, Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Pemerintah pusat terhadap masyarakat, olehnya dukungan penuh masyarakat sangat di harapkan hingga selesainya kegiatan.
Proyek ini di rencanakan akan rampung akhir tahun 2020 dengan panjang 15 KM pada sisi Kanan dan 15 KM di sisi kiri dan bisa menyelamatkan areal perkebunan dan pertanian masyarakat seluas 150 Hektar.
PENULIS : LINA LAROPE
EDITOR : EDO MANOPO