Jiat di Kabupaten Sigi dan Poso 2025, Air Tanah Solusi Wujudkan Swasembada Pangan di Sulawesi Tengah
JIAT di Kabupaten Sigi dan Poso 2025, Air Tanah Solusi Wujudkan Swasembada Pangan di Sulawesi Tengah
PALU - Program pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air melalui jaringan irigasi air tanah (JIAT) yang berlokasi di Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso tahun anggaran 2025 yang dikerjakan PT. Adhi Karya merupakan langkah strategis pemerintah mendukung ketahanan pangan nasional khususnya di provinsi Sulawesi Tengah.
Kepala SNVT Air Tanah dan Air Baku BWS Sulawesi III Palu Elieser Palantik. ST. MT melalui PPK Air Tanah dan Air Baku 1 Ricky Pondaag. ST. MT menjelaskan, pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) saat ini sedang dikerjakan dan berlokasi di dua (2) kabupaten yakni Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso.
Pelaksanaan JIAT tersebar di 28 lokasi seperti di Kecamatan Gumbasa, Tanambulava, Lore Peore, Sigi Biromaru dengan lingkup pekerjaan yaitu pengeboran, pekerjaan tower dan Bak Penampung. Selain itu ada juga pekerjaan jaringan perpipaan, pekerjaan bangunan bagi, pemasangan pompa dan solar cell, pemasangan rumah pompa, pemasangan pagar, pemasangan penerangan jalan umum tenaga surya, serta pekerjaan automatic ground water level telemetri.
Untuk Kabupaten Sigi sebarannya berada di delapan (8) titik lokasi Kecamatan Biromaru 1 titik, kecamatan Sigi Kita 4 titik, kecamatan Tanambulava 3 titik lokasi.
Sementara untuk Kabupaten Poso sebanyak 20 titik pelaksanaan jaringan irigasi air tanah tahun 2025.
Proyek ini ditargetkan selesai pada akhir tahun 2025 sehingga bisa lebih cepat termanfaatkan untuk pengairan lahan persawahan tadah hujan di wilayah tersebut, katanya.
Ricky Pondaag mengatakan, proyek ini merupakan solusi kegalauan para petani saat musim kemarau tiba. Di musim kemarau sawah sulit mendapatkan air dari irigasi permukaan, rata-rata petani berharap pada curah hujan datang.
Program JIAT, menjawab hal itu, jaringan irigasi air tanah menjadi solusi tepat mengatasi kekeringan petak sawah di dua kabupaten di Sulawesi Tengah tahun ini.
Upaya ini terang PPK Air Tanah dan Air Baku 1 BWS Sulawesi III Palu memberi harapan baru. Air bawah tanah di pompa kemudian di salurkan melalui pipa yang dapat menjangkau lahan sawah yang sebelumnya sulit mendapatkan air.
Dengan teknologi pompa yang dirancang efisien, air dari kedalaman tanah dinaikkan lalu dialirkan melalui saluran irigasi yang ada.
Tujuannya yaitu untuk menyuburkan lahan sawah yang sempat terhenti pengolahannya karena hanya berharap pada curah hujan.
Adanya Jaringan Irigasi Air Tanah tahun ini, Ricky Pondaag meyakini petani yang dulu pasrah menunggu hujan kini bisa menanam dengan lebih dari 2 kali setahun
Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu berharap dengan memanfaatkan potensi air tanah, JIAT membantu ribuan petani menjaga produktivitas meski tanpa curah hujan atau kemarau sekalipun.
Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi 3 Palu menjadikan JIAT bagian penting dari program ketahanan pangan nasional 2025.
Program ini bukan hanya meningkatkan produktivitas lahan, tapi juga membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian berteknologi, dampak besarnya adalah kesejahteraan petani di desa.
Disadari betul bahwa JIAT membawa dampak ekonomi nyata. Produktivitas padi di wilayah penerapan meningkat. Kedepan JIAT merupakan solusi dan simbol kebangkitan produktivitas hasil panen berbasis teknologi di Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Sigi dan Poso.
JIAT di BWS Sulawesi III Palu kini menjadi contoh bagaimana inovasi pemerintah dapat menjawab krisis pangan di Sulawesi Tengah.
Ini adalah infrastruktur berkelanjutan dan menjadi solusi permanen terhadap ancaman kekeringan dan gagal panen di masa depan, khususnya pada wilayah Kabupaten Poso dan Kabupaten Sigi yang sedang dalam tahap penyelesaian pekerjaan tahun ini
Para petani meyakini sistem ini sebagai jawaban keresahan petani setiap tahun yang mengharapkan air hujan sebagai satu-satunya air yang bisa digunakan untuk sawah mereka.
Nantinya dengan JIAT, air yang dulunya sulit dijangkau akan mengalir sepanjang tahun, memberi harapan baru bagi petani kecil di pedalaman. Program bukan hanya membangun, tapi harapan masa depan petani yang cerah, mewujudkan kemandirian pertanian di Sulawesi Tengah.
JIAT menjadi bukti nyata bahwa air tanah bisa menjadi sumber ketahanan pangan yang kuat bila dikelola dengan bijak, efisien dan terstruktur.
Proyek ini membuktikan bahwa air tak harus selalu datang dari aliran sungai atau bendung. Namun air bisa didapatkan dari kedalaman tanah dari sumber yang tersembunyi namun penuh potensi.
Melalui proyek ini, Balai Wilayah Sungai Sulawesi III akan terus memberikan perhatian untuk menggenjot swasembada pangan di Sulawesi Tengah.
BWS Sulawesi III berkeyakinan di balik program Jiat dan dari setetes air melalui pompa yang berputar, ada harapan besar untuk petani di Sulawesi Tengah.
Ini adalah kerja nyata BWS Sulawesi III mendorong swasembada pangan nasional berdasarkan ASTACITA Presiden Prabowo Subianto menjadikan bumi yang kering kembali hijau, dan menjadikan kerja nyata air sebagai warisan untuk generasi berikutnya di Sulawesi Tengah.
Pewarta: Ilyas Imran

