Pembangunan Irigasi Air Tanah 2025 BWS Sulawesi III Palu Genjot Produktivitas Pertanian Sulteng Pembangunan Irigasi Air Tanah 2025 BWS Sulaw...
 |
| Pembangunan Irigasi Air Tanah 2025 BWS Sulawesi III Palu Genjot Produktivitas Pertanian Sulteng |
Pembangunan Irigasi Air Tanah 2025 BWS Sulawesi III Palu Genjot Produktivitas Pertanian Sulteng
SULTENG - Proyek pembangunan jaringan irigasi air tanah (JIAT) oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu tahun anggaran 2025 dilaksanakan untuk mendukung Instruksi Presiden (Inpres) nomor 2 tahun 2025.
Inpres Jiat di BWS Sulawesi III Palu menyasar pada percepatan pembangunan, rehabilitasi serta pemeliharaan jaringan irigasi untuk mewujudkan produktivitas hasil panen petani dan ketahanan pangan di Sulawesi Tengah secara berkelanjutan.
Program ini merupakan komitmen pemerintah pusat untuk memastikan tersedianya air ke petak-petak sawah petani khususnya persawahan tadah hujan teraliri air meski di musim kemarau yang panjang.
Diketahui, proyek pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (Jiat) yang dikerjakan oleh PT. Nindya Karya berlokasi di tiga (3) Kabupaten di Sulawesi Tengah yakni Kabupaten Donggal, Kabupaten Banggai, Kabupaten Tojo Una-una dan tersebar pada 24 titik pelaksanaan.
Begini Cara Kerja JIAT Bantu Petani Genjot Produksi Panen
JIAT adalah merupakan Sistem Jaringan Irigasi yang memanfaatkan air tanah melalui sistem pengoboran dan perpompaan yang kemudian airnya disalurkan melalui saluran irigasi dan masuk ke petak-petak sawah petani, terutama bagi daerah persawahan yang sulit teraliri air dari saluran irigasi permukaan.
Keunggulan Jaringan Irigasi Air Tanah (Jiat) ini adalah bisa difungsikan meski di musim kemarau panjang., sehingga para petani di Sulawesi Tengah tidak akan kesulitan mendapatkan pasokan air yang memadai untuk lahan sawah.
Kepala SNVT Air Tanah dan Air Baku BWS Sulawesi III Palu Elieser Palantik. ST. MT melalui Pejabat Pembuat Komitmen Air Tanah dan Air Baku II Andi Anugrah Pratama, ST. M. Eng menyebutkan, program pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah tahun anggaran 2025 dilaksanakan demi untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat melalui sistem pasokan air yang modern dari sumber air tanah terhadap daerah yang sulit mendapatkan air irigasi permukaan.
" JIAT ini dapat dimanfaatkan meskipun kondisi kemarau panjang" sebutnya.
Pemanfaatan air tanah dapat menyediakan pasokan air berkelanjutan sehingga menjaga keberlanjutan musim tanam petani di tiga kabupaten.
Disampaikanya bahwa, Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu akan terus memberikan perhatian kepada masyarakat guna meningkatkan hasil produksi panen setiap tahun.
Iapun berharap, program tahun ini dapat memberikan manfaat besar kepada petani demi mendukung swasembada pangan secara nasional.
Andi Anugrah Pratama ST. M.Eng menerangkan, proyek Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di BWS Sulawesi III Palu tahun ini dilaksanakan sebagai solusi strategis untuk ketahanan pangan yang memanfaatkan air bawah tanah melalui sumur bor dan pompa untuk mengairi lahan pertanian. JIAT menjadi solusi terutama di daerah yang sulit dijangkau irigasi permukaan atau saat musim kemarau, karena memastikan pasokan air yang stabil dan memungkinkan petani meningkatkan masa tanam.
Berikut Ini Manfaat dari Program JIAT BWS Sulawesi III Palu tahun 2025.
• Jaringan Irigasi Air Tanah dapat menjamin ketersediaan air, mengatasi masalah kelangkaan air di musim kemarau dengan memanfaatkan sumber air bawah tanah.
• Meningkatkan produktivitas pertanian.
Dengan terbangunya Jiat di 3 kabupaten di Sulteng. Petani dapat meningkatkan frekuensi tanam dan panen, yang sebelumnya hanya sekali atau dua kali setahun bisa ditingkatkan kedepannya.
• Mendukung ketahanan pangan
JIAT di Sulawesi Tengah dapat memastikan pasokan pangan yang cukup dengan meningkatkan produktivitas lahan pertanian secara berkelanjutan.
Termasuk meningkatkan kesejahteraan petani, membantu petani mencapai kemandirian air dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
JIAT Sulteng adalah solusi untuk daerah tadah hujan yang setiap musim hanya bergantung curah hujan.
Seperti diketahui, di Sulawesi Tengah tidak semua lahan persawahan bisa teraliri air melalui saluran irigasi permukaan, berdasarkan amatan media ini di beberapa wilayah terdapat areal membentang luas dengan tanah pecah mengharapkan datangnya hujan dalam kondisi cuaca yang tidak menentu.
Situasi ini bukan berarti wilayah tersebut tidak mempunyai sumber air. Airnya ada tapi jauh di dasar tanah, kondisi ini disadari penuh oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu dengan melakukan survei dan pemetaan lokasi yang layak mendapatkan perhatian untuk pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah.
Dari hasil studi itu, tiga Kabupaten di Sulteng yakni Tojo Una-una, Banggai dan Donggala tahun 2025 mendapatkan program Jiat dari pemerintah pusat.
Jiat hadir untuk memberi harapan dan solusi mengangkat air dari dalam tanah kemudian disalurkan ke petak-petak sawah petani yang dapat memberikan kehidupan baru bagi lahan yang dulunya terisolir.
Kenapa Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) Penting untuk Pertanian di Sulawesi Tengah?
Keberhasilan program pengelolaan jaringan irigasi melalui kegiatan JIAT (Jaringan Irigasi Air Tanah) membawa perubahan besar bagi para petani di 3 wilayah kabupaten yakni Tojo Una-una, Banggai dan Donggala.
Menyikapi tantangan ketersediaan air dan kondisi lahan yang sering bergantung pada curah hujan, pemerintah pusat hadir memberi solusi nyata ketersediaan pasokan air secara berkelanjutan ke lahan persawahan.
Kehadiran JIAT di Sulawesi Tengah saat ini, memberi ruang bagi petani dapat menggarap sawah tanpa dihantui kekeringan. Debit air yang mengalir ke petak sawah membantu menjaga kelembaban tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman padi secara optimal dan terarah.
Jika sebelumnya para petani di Kabupaten Donggala, Touna dan Banggai atau wilayah terisolir dari irigasi permukaan atau hanya bisa menanam sekali dalam setahun, kini mulai berubah. Dengan pengelolaan air yang lebih baik, petani memiliki kesempatan menanam lebih sering dan memperluas masa tanam.
JIAT Sulteng Dukung Swasembada Pangan Berkelanjutan
Kehadiran JIAT tidak hanya tentang infrastruktur fisik seperti pipa dan saluran, tetapi juga tentang membangun rasa percaya diri petani terhadap masa depan pertanian di Sulteng. Andi Anugrah mengatakan, pihaknya terus memberi pendampingan teknis dan pembinaan lapangan, para petani diajak memahami bagaimana sistem air tanah dapat dikelola bersama untuk kepentingan kelompok.
Tak hanya sampai dititik itu, penguatan kapasitas kelompok tani menjadi aspek penting dilaksanakan agar keberlanjutan sistem irigasi ini bisa dijaga dalam jangka panjang.
Pada beberapa lokasi, seperti yang terpantau di 3 kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, sistem JIAT terbukti memperbaiki efisiensi pemanfaatan air. Air yang semula hanya mengalir di permukaan kini diserap dan disalurkan secara terukur hingga ke petak sawah paling ujung. Hal ini mencerminkan bagaimana intervensi sederhana dari Kementerian Pekerjaan Umum dapat menghadirkan dampak besar bagi produktivitas pertanian lokal.
JIAT Simbol Keberpihakan BWS Sulawesi III Palu tahun 2025
Program ini lebih dari sekadar proyek pembangunan, JIAT menjadi simbol keberpihakan BWS Sulawesi III Palu kepada petani kecil. Keberhasilan program ini tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga menghidupkan kembali semangat masyarakat desa untuk menjaga dan memanfaatkan sumber daya air secara berkelanjutan. Kedeoan, sawah yang dulunya mengering saat kemarau akan kembali hijau, membawa harapan baru bagi kemandirian pangan daerah.
Apa yang dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu menjadi harapan baru bagi perkembangan produktivitas hasil panen dan keberlanjutan pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air.
Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan pengelola irigasi, air kini benar-benar sampai ke sawah petani—menandai langkah maju dalam upaya mewujudkan swasembada pangan untuk kesejahteraan masyarakat.
Bagi petani, Jiat tidak hanya menyalurkan air ke sawah tapi rasa optimisme kuat dan harapan besar yang sejak lama dinantikan dan tahun 2025 ini semua harapan itu nyata terwujud.
REDAKSI
