Cukup satu Gambar Memberi Isyarat, inilah fakta 'terselubung' dibalik pertanyaan warga
Cukup satu Gambar Memberi Isyarat, inilah fakta 'terselubung' dibalik pertanyaan warga
Proyek tersebut berlabel inpres jalan daerah menelan anggaran sebesar Rp.24,9 miliar yang dilaksanakan oleh rekanan PT BK untuk ruas jalan Panilan Jaya-Jati Mulya di Kecamatan Tiloan.
Sumber menyebutkan, pekerjaan yang digawangi BPJN Sulawesi Tengah patut dipertanyakan terkait metode pekerjaan yang disinyalir keluar dari ketentuan teknis.
Misalnya soal tidak dilakukan pembersihan bahu jalan, untuk mengurangi partikel berbahaya yang mempengaruhi daya tahan aspal.
Kedua yakni soal penghamparan agregat kelas A di atas tanah dasar yang diduga belum dilakukan pemadatan.
Fakta lapangan ini disampaikan sumber terpercaya, salah satu tokoh masyarakat di desa Jati Mulya, menurutnya perlu tinjauan langsung kepala BPJN Sulawesi Tengah di lokasi pekerjaan, agar apa yang disampaikan benar-benar dipertanggungjawabkan.
Kami lakukan ini bukan untuk mencari kesalahan, tapi demi kebaikan bersama agar dampak pembangunan setelah proyek selesai bisa dimanfaatkan berkelanjutan.
Menyikapi hal ini, konfirmasipun dilakukan pada 21/9/2023 kepada Kepala BPJN Sulteng Arief Syarif Hidayat, namun apa yang disampaikan terkait sorotan masyarakat, kepala BPJN Sulawesi Tengah tidak menjawab, hingga berita ini tayang.
Konfirmasi berikutnya disampaikan kepada Kepala Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Sulawesi Tengah Edwin M. Kali ini konfirmasinya sama dan tidak dijawab.
Kedua pejabat PUPR tersebut tidak menanggapi konfirmasi yang disampaikan tim media yang tergabung dalam konfirmasi dan klarifikasi terkait proyek peningkatan jalan Panilan Jaya-Jati Mulya di Kabupaten Buol yang disorot tokoh masyarakat.
Tak hanya kepala BPJN serta Kasatker PJN 1 yang diminta keterangan dan penjelasan, pejabat PPK 1.2 LM Hidayat menjawab yang disertai gambar pekerjaan;
Klarifikasi:
1. Tidak ada item penanganan LPB;
2. Pada desain tidak semua segmen ada urugan pilihan;
3. Clearing lokasi dan pemadatan dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan.
Foto dok PPK 1.2 ruas jalan Panilan Jaya
" Ada perbedaan antara titik yang dikonfirmasi dengan gambar PPK 1.2 untuk jawaban konfirmasi "
PPK 1.2 menjelaskan, Sepanjang 8,9 KM itu dipadatkan pak. Untuk urugan pilihan cuma di beberapa tempat saja. Foto yg ditampilkan itu sumbernya dari pak lamasse mantan kades jati Mulya dan sudah saya klarifikasi langsung dgn ybs. Kalau mau berita berimbang, sy posisi di lapangan. Bisa dicek langsung pak. Tks
Sementara untuk progres, PPK 1.2 menjelaskan, Progres sampai Minggu lalu 7,43%. Paling lambat Minggu depan sudah pengaspalan. Nanti dikabari sama anggotanya, sy tunggu di lapangan pak. Tks
" LPA sudah setengah jalan siap. Kalau sudah mengaspal progres cepat sekali naik karena bobot terbesar pekerjaan di aspal pak," jelasnya
Berikut ini untuk keseluruhan item pekerjaan peningkatan jalan Panilan Jaya-Jati Mulya yakni;
1. Urugan Pilihan
2. LPA
3. Pas. Batu mortar
4. Beton FC 20
5. AC-WC
Untuk pengujian :
1. Analisis kualitas air
2. Analisis kualitas udara
3. Vibrasi lingkungan
4. Tingkat getaran kendaraan bermotor
Ditanya untuk AMP perusahaan pemenang, PPK menjawab bahwa AMP di Wilayah Galumpang
Sekedar diketahui, saat rapat dengan pendapat di DPRD Sulawesi Tengah 27 April 2023, secara keseluruhan untuk anggaran inpres jalan daerah sebesar Rp. 32,7 triliun.
Proyek peningkatan jalan Panilan Jaya-Jati Mulya di Kabupaten Buol provinsi Sulawesi Tengah, merupakan satu dari sekian proyek inpres jalan daerah tahun anggaran 2023 di BPJN Sulteng. termasuk proyek di Buol sebesar Rp. 24,9 miliar melalui APBN, yang diamanahkan Kementerian PUPR kepada BPJN Sulteng dibawah kendali Satuan Kerja PJN Wilayah 1.
Proyek ini sudah berjalan, namun belakangan jadi sorotan karena pihak pelaksana PT. BK selaku pemenang tender, diduga sengaja menempatkan lapis pondasi agregat kelas A di atas tanah dasar.
Material itu, kata sumber terpercaya ditempatkan disepanjang tanah dasar di area proyek, yang disinyalir belum dipadatkan.
Sementara terpisah sumber lain, menjelaskan, dugaan lapis pondasi agregat kelas B yang tidak masuk dalam desain disinyalir karena naiknya harga material di lokasi proyek, atau penyesuaian harga?
" Harga material di Buol cukup tinggi, jika dibandingkan dengan daerah lain " pungkasnya. Bersambung ( TIM )
Baca di: google news
