Pesparawi Ke-3 Tingkat Kabupaten Morowali Utara Dimulai, Bupati Delis: Morut jadi rumah bersama untuk suku dan agama
Pesparawi Ke-3 Tingkat Kabupaten Morowali Utara Dimulai, Bupati Delis: Morut jadi rumah bersama untuk suku dan agama
Kolonodale - Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ke-3 Tingkat Kabupaten Morowali Utara dibuka resmi oleh Bupati Morut Delis Julkarson Hehi di pelataran Kantor Bupati Morut, Selasa sore (26/7/2023).
Kegiatan itu turut dihadiri sejumlah pejabat di antaranya Wakil Bupati Morut H. Djira, Sekda Musda Guntur, Dandim 1311/Morowali Letkol Inf Alzaki, Kabag OPS Polres Morut, Ketua TP PKK Morut Febriyanthi Hongkiriwang, Kepala Kantor Kementerian Agama Morut, para Asisten, Staf Ahli, Pimpinan OPD di lingkungan Pemda Morut dan undangan lainnya.
Selain itu, hadir pula tiga dewan juri yakni Arnoldus Izach Apituley (Jakarta), Natalis Sidanta (Salatiga) dan Samuel Methusalach Poeloe (Manado). Ketiganya akan bertugas untuk menilai perlombaan selama tiga hari berlangsung.
Yang menarik pula, acara pembukaan kegiatan Pesparawi tersebut diawali dengan ibadah kebangunan rohani yang dipimpin Pendeta Yandi Manobe, S.Th dari Kupang, NTT.
Pendeta yang kini sangat terkenal dan viral di medsos dengan khotbahnya yang menarik dan penuh humor, membuat semua hadirin berulangkali tertawa atau bertepuk tangan.
"Ada orang yang jarang sekali ke gereja, tapi pas ada acara resmi apalagi ada bupati seperti saat ini, dia paling menonjol. Adakah orang kelakuan seperti ini ada di sini? Pakai baju apa? Dari kecamatan mana?," tanya pendeta Yandi.
Atas pertanyaan ini hadirin berteriak, "adaaa..." kata mereka sambil tertawa.
Pendeta Yandi menimpali, "Itu kamu yang omong, bukan saya," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Morut Delis Julkarson Hehi dalam sambutannya mengemukakan, kegiatan Pesparawi ini memiliki nilai filosofis yang tinggi.
"Coba kita bayangkan kalau ada paduan suara yang berlomba semuanya hanya suara satu, pasti tidak bagus. Karena paduan suara pasti ada suara satu, dua, tiga, dan empat. Gabungan suara yang berbeda itu menjadi indah dan enak didengar," jelasnya.
Bupati mengemukakan, sebagai daerah yang terbuka saat ini kita di Morut hidup dalam berbagai perbedaan yang ada baik suku, agama, latar belakang sosial dan perbedaan lainnya. Ini hampir sama dengan paduan suara dengan suara yang berbeda-beda.
"Makna atau nilai filosofis dari paduan suara ini bagi kita adalah ketika perbedaan-perbedaan itu disatukan akan melahirkan simponi yang indah, melahirkan kerukunan dan kebersamaan yang kuat," jelasnya.
Bupati menambahkan, persatuan dan kesatuan itu sesuai dengan motto daerah ini "Tepo Asa Aroa" yang berarti bersatu hati membangun Morut.
"Kita patut bangga karena saat ini Morut menjadi rumah bersama bagi semua orang, semua suku dan agama, serta latar belakang sosial. Kita hidup nyaman dalam kerukunan dan kebersamaan yang kuat," tambahnya.
Ia menegaskan, moderasi atau kerukunan antar umat beragama di daerah ini bukan hanya dalam tataran teori tapi sudah terbukti dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, di kabupaten ini ada desa yang penduduknya mayoritas Kristen dan Muslim tapi yang menjadi kepala desa adalah umat Hindu.
Begitu pula ada satu desa yang 100 persen warganya umat Muslim tapi kepala desanya beragama Kristen.
Dan di Morut ini juga, ada desa yang mayoritas penduduknya beragama Kristen tapi kepala desanya dari Muslim.
"Ini sebagai bukti umat sudah sangat paham tentang pentingnya moderasi dan kerukunan antar umat beragama. ini kebanggaan kita sebagai warga negara Indonesia," tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Pesparawi ke-3 Tingkat Kabupaten Morowali Utara, Krispen H. Masu melaporkan Pesparawi ini diikuti kontingen sepuluh kecamatan se Morut.
Pesparawi ini mempertandingkan tujuh kategori yakni Paduan Suara Dewasa Campuran (PSDC), Paduan Suara Pria (PSP), Paduan Suara Wanita (PSW), Paduan Suara Anak (PSA), Vocal Group Pemuda Remaja (VGPR), Solo Pemuda Remaja (putra/putri) dan Solo Anak (putra/putri).
Ketua Harian Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPPD) Kabupaten Morowali Utara Heymans Larope juga memberi sambutan terkait kegiatan ini.
Acara pembukaan diwarnai pula dengan defile kontingen yang diikuti semua kecamatan, serta penyerahan piala bergilir dari Kecamatan Lembo sebagai juara umum pada Pesparawi ke-2 kepada Bupati Morut dan seterusnya diberikan kepada panitia pelaksana untuk diperebutkan kembali. (Ale/Ryo)
