Pengamat Irigasi Ujung Tombak Ketahanan Pangan di Sulawesi Tengah
Pengamat Irigasi Ujung Tombak Ketahanan Pangan, Sulawesi Tengah
Respon Aktual - Pengamat irigasi mempunyai peran cukup sentral terhadap kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi di wilayahnya, khususnya di Sulawesi Tengah yang dikenal dengan wilayah pertambangan cukup besar.
Sehingga semakin hari ada pertambahan penduduk yang berdampak naiknya jumlah permintaan utamanya ketersediaan beras dari petani.
Menyikapi kondisi itu, peran pengamat irigasi serta juru pengairan menjadi ujung tombak keberlangsungan pemanfaatan jaringan irigasi.
Seperti halnya di Sulawesi Tengah, melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi III peran pengamat irigasi dan juru pengairan sangat vital demi menjaga kondisi mantap saluran irigasi serta penentuan musim tanam petani setiap tahunya.
Berada dalam kewenangan pengamat irigasi, dua daerah irigasi di Kabupaten Morowali hingga saat ini berfungsi dengan baik untuk melayani kebutuhan air bagi petani di wilayah Karaopa dan Ungkaya.
Keberhasilan dua irigasi ini tak lepas dari peran seorang ASN yang sehari-hari bertugas sebagai pengamat irigasi.
Adalah Suyadno, pria kelahiran Kabupaten Luwu 19 Juli tahun 1972 mengawali karirnya sebagai penjaga pintu air sejak tahun 2004 sampai tahun 2014.
Kemudian sejak tahun 2014 sampai saat ini Suyadno dipercayakan memegang jabatan bertugas sebagai pengamat irigasi.
Suyadno menyebutkan, wilayah kerja sebagai pengamat irigasi yakni meliputi dua daerah irigasi yakni daerah irigasi Karaopa dan daerah irigasi Ungkaya, masing-masing di Kabupaten Morowali.
Beberapa daerah irigasi ini dalam kewenangan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, dibangun sejak tahun2002 hingga 2004 dengan luas fungsional 2791 hektar serta luas Potensial yakni 3261 hektar.
Irigasi ini memiliki areal layanan di 12, desa sementara untuk daerah irigasi Ungkapan dibangun sejak tahun 1995 Samapi tahun 1997 yang memiliki luasan fungsional yakni 1250 hektar serta luasan potensial yakni 1443 hektar yang menjangkau areal layanan sebanyak 4 desa.
Sudyadno menjelaskan, bahwa tugas sehari-hari yakni melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
Untuk persiapan kegiatan operasi sebut Suyadno terlebih dahulu pihaknya melakukan musyawarah untuk menentukan musim tanam baik secara global maupun secara detail.
Kegiatan ini dilaksanakan di kantor pengamat irigasi dengan mengundang berbagai pihak diantaranya kelompok tani, P3A, kepala desa serta Babinkantibmas termasuk dari instansi dinas sumber daya air Kabupaten Morowali.
Dari kegiatan ini menghasilkan kapan dimulainya penanaman di musim ini dan kapan harus kita alihkan air, kapan para petani melakukan pembersihan saluran dan kapan resminya untuk program penanaman.
Senai itu ujar Sudyano ada kegiatan internal yakni pengisian blangko 01 operasi untuk mengetahui berapa luasan yang diusulkan oleh P3A yang akan dialiri air untuk musim ini, sehingga diketahui berapa debit yang akan dialirkan sesuai permintaan P3A.
Selanjutnya salah melakukan pembersihan sedimentasi yang ada di saluran irigasi agar daya tampung saluran tetap terjaga. Pungkasnya.
Pewarta: Ilyas Imran| Sumber BWS Sulawesi III
