Palu, Respon Aktual - Untuk mengurangi resiko banjir lumpur di tanggul Petobo kota palu akibat kiriman sedimen dari luapan sungai Ngia. Pem...
Palu, Respon Aktual - Untuk mengurangi resiko banjir lumpur di tanggul Petobo kota palu akibat kiriman sedimen dari luapan sungai Ngia.
Pemerintah kota palu bersama sejumlah instansi terkait beberapa waktu lalu telah melakukan rapat kordinasi membahas upaya lanjut penanganan serta pencegahan banjir lumpur yang masuk ke saluran irigasi gumbasa dan meluap ke permukiman warga sekitar tanggul petobo.
Instansi terkait yakni PU kota palu, BPBD, Balai Sungai Sulawesi 3 serta Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah.
Rapat kordinasi tersebut menghasilkan beberapa poin penting terhadap tindak lanjut pencegahan banjir di antaranya adalah pembentukan satgas penanganan banjir.
Menurut Kepala Dinas PU Kota Palu melalui rilis yang di terima respon aktual, poin poin dari rakor yakni pembentukan satgas penanganan banjir yang di ketuai langsung oleh BPBD yang beranggotakan yakni PU Kota Palu, BWSS 3, Dinas Cikasda Sulteng, BPJN, Dinas Bina Marga Sulteng serta BPPW Sulteng. Poin Kedua yaitu Review master plan drainase kota serta antisipasi dini menghadapi fenomena lanina masing-masing pemangku kepentingan sesuai kewenanganya melakukan tindakan pemeliharaan.
" Sebagai upaya dini menghadapi fenomena lanina masing masing instansi terkait sesuai kewenanganya melakukan tindakan pencegahan seperti pemeliharaan serta pembersihan sungai maupun drainase." Urai Iskandar Arsyad Kepala Dinas PU Kota Palu
Kepala Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah Abd. Razak yang di hubungi respon aktual menjelaskan, Banjir yang masuk ke saluran irigasi gumbasa dan menyebabkan adanya lumpur menutup saluran adalah dampak dari meluapnya sungai Ngia dan juga sungai Kawatuna di hulu sungai Kota palu, Saluran irigasi hanya menerima dampaknya saja namun kita tidak menutup mata dengan adanya bencana ini.
" Upaya upaya pencegahan terus kami lakukan dengan melakukan pembersihan sedimen dampak dari sungai Ngia." Urainya
Seperti di ketahui bahwa saluran yang ada saat ini di Petobo Selatan Kota Palu dulunya adalah saluran primer irigasi gumbasa namun dengan perkembangan kota saluran ini telah berubah fungsi akibat alih fungsi lahan untuk permukiman menjadi saluran pembuang untuk daerah irigasi gumbasa yang merupakan kewenangan Balai wilayah sungai sulawesi III provinsi sulawesi tengah.
" Pembersihan endapan terus di lakukan meskipun tidak ada dana khusus yang di peruntukan ke tempat itu." Terang Abd Razak
Mestinya BWSS III memprogramkan biaya pemeliharaan rutinya. Dalam pengelolaan irigasi sebutnya, secara umum ada dua macam saluran yakni saluran pembawa dan saluran pembuang, sementara saluran yang ada saat ini telah beralih fungsi dari dulunya sebagai saluran pembawa berubah menjadi saluran pembuang untuk daerah irigasi gumbasa yang merupakan kewenangan Balai wilayah sungai sulawesi III.
Namun upaya upaya itu terus di lakukan dengan pembersihan endapan melalui TP-OP SDA Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Tengah.
Hal ini di lakukan sebagai bentuk tanggung jawab dalam pencegahan meluapnya lumpur yang bisa merendam permukiman warga sekitar.
Satuan kerja pelaksana TP-OP sda Dinas Cikasda Sulteng Satya Wicana memberikan tanggapannya terkait hal tersebut, pada respon aktual dirinya menjelaskan bahwa pihaknya saat ini berupaya semaksimal mungkin terus melakukan pembersihan seperti pengerukan tanah endapan akibat kiriman lumpur dari sungai Ngia.
" Kami terus siaga dengan menyediakan alat exapator di lokasi untuk mengantisipasi adanya lumpur susulan, apalagi saat ini menjelang fenomena lanina." Ujar Satya
Dalam upaya ini pihaknya juga terus melakukan komunikasi yang intens dengan berbagai pihak terkait dan tetap melakukan aksi nyata pembersihan lumpur yang menutupi saluran irigasi tersebut meskipun tidak ada dana khusus yang di peruntukan.
" Inikan bencana alam yang secara tiba-tiba tanpa di ketahui, olehnya kami tetap berupaya tetap melakukan aksi nyata terhadap hal itu." Katanya
Warga sekitar pada respon aktual menuturkan bahwa luapan lumpur yang sering terjadi hingga menutup badan jalan dan masuk ke rumah.
" Lumpurnya masuk ke dalam rumah Pak jika saat banjir tiba." Urai Mar,i warag sekitar
Iapun berharap ada penanganan khusus yang di lakukan sebab kami yang ada di sekitar tanggul hanya menerima dampak saja, inikan sumber airnya dari sungai Ngia dan juga Kawatuna.
Hal yang sama juga di uraikan Billi bahwa dulu hal hampir tidak pernah terjadi adanya banjir lumpur, ini lebih di sebabkan kerusakan Palung sungai di hulu sungai Kawatuna dan juga sungai Ngia. Namun begitu ia juga sangat mengapresiasi upaya dari pemerintah seperti Dinas Cipta Karya Provinsi dan juga Bwss 3 dalam mengantisipasi banjir kiriman dari hulu sungai.
" Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak terkait terutama dinas ciota karya provinsi yang melakukan pembersihan saluran irigasi ini." Tuturnya
Ada orang dinas yang setiap saat di sini Pak anggotanya yang itu Pak orang yang menjalankan exapator dan juga ada dam truk pengangkut tanah.
Penulis : Ilyas Imran